Minggu, 29 Januari 2017

Tips Praktis Ternak Kambing Supaya Sehat


Memelihara kambing sehat tidaklah sulit karena memang tersedianya makanan untuk kambing sangat melimpah di daerah kita. Berbagai macam jenis tanaman bisa dipakai untuk memberi pakan kambing, namun perlu Anda perhatikan makanan kambing yang paling digemari. Berdasarkan penelusuran kami makanan kambing yang cukup digemari di antaranya seperti lamtoro, nangka, dan daun turi.
Sebelum memutuskan untuk memulai usaha ternak kambing, perlu diperhatikan jenis kambing apa yang bisa dibudidayakan di daerah atau lokasi tempat Anda tinggal. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian beternak kambing sesuai dengan kondisi lokasi supaya dapat memaksimalkan kambing yang dipelihara.
Sebenarnya jenis kambing di indonesia lumayan banyak, namun yang sering dibudidayakan oleh masyarakat yaitu hanya dua jenis;
  • Kambing Kacang
Kambing kacang adalah kambing asli dari indonesia. Jenis kambing ini sudah tersebar di seluruh wilayah indonesia. Karakteristik dari kambing kacang yaitu memiliki badan yang kecil, telinganya pendek, punggungnya meninggi, ukuran leher pendek, betina dan jantan memiliki tanduk, ketinggian badan betina dewasa sekitar 56 cm sedangkan jantan 60-65 cm, dan bobot dewasa betina sekitar 20 kg dan jantan rata rata 25 kg.
  • Kambing Peranakan Etawa (PE)
Kambing Peranakan Etawa (PE) adalah hasil dari persilangan kambing etawa yang berasal dari india dengan kambing lokal (kambing kacang). Jenis kambing ini juga sudah tersebar di seluruh wilayah indonesia. Tampilan dari kambing ini hampir mirip dengan kambing etawa namun ukurannya lebih kecil. Kambing Peranakan Etawa (PE) memiliki dua keuntungan yaitu sebagai penghasil daging serta penghasil susu. Ciri- ciri dari kambing PE yaitu telinganya panjang dan terkulai lemas, telinganya memiliki panjang 18-30 cm, warna bulu coklat muda sampai kehitaman. Kambing PE jantan, bulu di atas leher dan pundak relatif lebih tebal dan panjang, sedangkan untuk betina bulu bagian paha panjang. Bobot kambing PE betina ± 35 kg dan jantan ± 40 kg, tinggi pundaknya 76-100 cm.


Beberapa Langkah Beternak Kambing

1. Pemilihan Bibit Unggul

  • Penjantan
Kondisi tubuhnya sehat, bisa tumbuh dengan besar sesuai dengan usia, bulunya terlihat bersih dan mengkilap, ukuran badan panjang, kakinya lurus, tidak ditemukan cacat fisik, penampilannya gagah, rumitnya tinggi, terlihat aktif dan mempunyai nafsu kawin tinggi, gampang ereksi, dan buah zakarnya normal
  • Betina
Kondisi tubuhnya sehat, bulunya terlihat bersih dan mengkilap, badannya tidak terlalu gemuk, tidak ditemukan cacat fisik, alat kelamin normal, dapat mengasuh anak dengan baik, buah susunya normal (halus dan kenyal).

2. Masa Perkawinan Kambing

Kambing sudah menginjak masa dewasa ketika berusia 6-8 bulan yang ditandai dengan mulai munculnya rasa birahi. Jumlah usianya bisa Anda ketahui dengan melihat catatan kelahiran atau dilihat dari giginya. Kambing betina siap untuk dikawinkan pada usia 10-12 bulan sedangkan untuk kambing jantan pada usia lebih dari 1 tahun.
Ciri-ciri kambing betina mulai minta kawin jika terlihat gelisah, pembengkakan pada alat kelamin luar ( alat kelaminnya menjadi basah, kemerahan dan hangat ), ekornya sering digerak-gerakkan, nafsu makannya berkurang, diam saja apabila dinaiki pejantan. Secara umum kondisi tersebut berlangsung sekitar 30 jam dan mempunyai siklus minta kawin sekitar 17 hari.
Waktu mengawinkan yang ideal yaitu 12-18 jam setelah tanda-tanda minta kawin terlihat. Hal itu dilakukan untuk mempermudah proses perkawinan dan bisa memperkecil resiko kegagalan. Tempatkan kambing pejantan dan betina dalam satu kandang dan hindari perkawinan sedarah untuk mengurangi resiko cacat genetik.

3. Masa Kelahiran

Kambing yang mau melahirkan memiliki tanda-tanda seperti tampak gelisah, kakinya menggaruk-garuk ke tanah, pinggul kambing mengendur, mengembik, ukuran kambing sangat besar dan jika dipencet mengeluarkan cairan atau kolostrum, nafsu makannya turun dan alat kelamin membengkak

4. Perawatan Anak Kambing

Terkadang kambing sehabis melahirkan kurang perhatian sama anak yang baru dilahirkan. Dekatkan indukan ke anaknya agar mau menyusui, apabila tidak mau menyusui Anda bisa membuatkan susu buatan. Susu buatan ini terbuat dari campuran susu putih, gula satu sendok teh, dan sebutir telur ayam kemudian campurkan dengan satu gelas kecil air matang. Berikan 2 kali sehari sampai indukan mau menyusui anaknya sendiri
Kambing menyusui sekitar 2,5 – 3 bulan, pada model peternakan tradisional bisa mencapai 5-6 bulan

5. Pendugaan Usia Kambing

Usia kambing bisa diperkirakan dari  jumlah gigi yang tumbuh :
  • keseluruhan gigi belum permanen (usia kurang dari 1 tahun)
  • 1 pasang gigi permanen (usia 1-2 tahun)
  • 2 pasang gigi permanen (usia 2-3 tahun)
  • 3 pasang gigi permanen (usia 3-4 tahun)
  • keseluruhan gigi permanen (usia 4-5 tahun)

6. Pemberian Makanan Kambing

Pada umumnya makanan kambing terbagi menjadi dua jenis antara lain makanan hijauan dan konsentrat. Makanan hijuan adalah makanan berasal dari alam berupa rerumputan, rumput yang sengaja dibudidayakan serta daun dari kacang-kacangan. Makanan konsentrat adalah makanan yang berasal dari dedak padi atau bekatul.
Rumput menjadi sumber energi bagi ternak kambing, jenis rumput yang biasa diberikan ialah rerumputan alam atau rumput lapangan. Jenis-jenis rumput yang sengaja dibudidayakan untuk pakan kambing adalah  rumput setaria, clitoria ternatea, dan brachiaria. Sisa hasil pertanian bisa menjadi alternatif pengganti pakan hijauan di antaranya dedak padi, daun pepaya, kulit dan daun singkong, batang kangkung, jerami padi hingga daun jagung. Selain itu pakan kambing yang menjadi sumber protein bagi pertumbuhan kambing di antaranya daun kacang panjang, daun kacang tanah, daun gamal, daun kedelai, daun lamtoro, daun turi, dan daun kaliandra.

 7. Perawatan Kandang kambing

Usahakan kandang kambing menghadap ke timur supaya memenuhi syarat kesehatan ternak. Bahan pembuat kandang haruslah kuat, murah dan mudah didapat. Sebaiknya kandang kambing dibuat panggung dan mempunyai atap serta dilengkapau dengan tempat makanan dan minum. Berikan ventilasi atau lubang angin pada dinding kandang untuk mempermudah sirkulasi udara.
Kandang diusahakan menghadap ke timur agar memenuhi persyaratan kesehatan hewan ternak. Bahan pembuat kandang yang dipakai haruslah kuat, murah dan tersedia di lokasi. Kandang dibuat panggung dan beratap dengan tempat makanan dan minum. Dinding-dinding kandang haruslah memiliki ventilasi (lubang angin) agar sirkulasi udara lebih baik.
Ukuran kandang kambing yang ideal :
  • Untuk Anak adalah  1 x 1,2 m  untuk 2 ekor (lepas sapih)
  • Jantan dewasa : 1,2 x 1,2 m per ekor
  • Betina dewasa :1 x 1,2 m per ekor
  • Indukan dan anak : 1,5 x 1,5 m per induk ditambah 2 anak

Jumat, 20 Januari 2017

Mengubah Pola Pikir Dalam Beternak Kambing dan Domba

Hallo kawan... kita lanjut ya.. kali ini lebih fokus mengenai tentang pola pikir peternak kambing dan domba, apakah pelihara dalam jumlah banyak tapi peliharanya kambing domba kelas sayur, atau pelihara sedikit tapi pelihara kambing domba kelas premium alias kelas kontes.
Jenis kambing dan domba memang ada kelas-kelasnya, semisal dalam jenis domba yang fungsinya adalah sebagai pedaging maka ada kelas-kelasnya juga, kelas paling tinggi adalah jenis merino, texel, sufolk, garut, kemudian dibawahnya adalah silangannya seperti mega ( merino garut ), domba ekor gemuk dan yang paling bawah adalah domba ekor tipis atau gembel.

Dalam kalangan masyarakat peternak pada umumnya, terlebih khususnya pada kegiatan transaksi jual beli  jenis domba dengan kualitas rendah malah lebih laku terjual, penyebabnya adalah yang menentukan segmen jenis domba mana yang dibeli adalah end user dan perantara ( blantiknya ).

Contoh kecil, untuk usaha kuliner khususnya sate, tongseng, catering, para pelaku usaha kuliner ini berusaha mencari bahan baku daging domba yang semurah mungkin kemudian bisa mengolahnya dan menjualnya dengan harga seuntung mungkin. Ironis, disaat peternak kambing harus berbulan-bulan memelihara kambing dombanya dengan perjuangan luar biasa, akhirnya ternaknya hanya terjual dengan harga alakadarnya. Ya... faktor pembeli sangat menentukan standarisasi harga.

Trus baiknya memelihara jenis apa ? dalam jumlah berapa populasi ?

Kembali lagi, ini sekedar pola pikir dan kreativitas saja, walaupun jenis kambing domba memang ada kelas stratanya, namun kalau peternak bisa kreatif maka mereka bisa menerobos  " dinding pasar " yang diciptakan oleh para blantik dan end user, semisal, peternak melakukan promosi online untuk ternaknya, maka peternak bisa berhubungan langsung dengan end user seperti rumah tangga yang mau mengadakan acara aqiqah.

Semua jenis kambing dan domba adalah baik tentu saja harus diseimbangkan dengan cash flow peternaknya, artinya memelihara jenis apapun, memang idealnya mencari yang bernilai lebih tinggi

Pelihara dalam jumlah banyak namun kalau " NILAI " ternaknya rendah juga malah buang-buang energy dan biaya perawatan, walaupun cara beternaknya dengan cara di angon / umbaran, namun tetap saja nilai ternaknya rendah.

Lebih ideal kalau memelihara dalam jumlah kecil namun " NILAI " ternaknya tinggi, konsekuensinya adalah peternak memang harus kreatif memperkenalkan jenis ternaknya ke end user bisa dengan cara online maupun offline.

" Ahh... saya dapat orderannya kambing domba kelas rendahan saja, tapi orderannya rutin tuh, tetap untung-untung saja "

10 tahun terakhir pemerintah mulai secara menyeluruh memperhatikan para kelompok ternak dengan membagikan ternak adalah benar, namun yang diterima para peternak adalah jenis kambing dengan strata rendah. contoh kambing jawa randu ada yang bisa mencapai postur tubuh diatas 75cm, sedangkan yang dibagikan oleh pemerintah adalah pasti kambing kelas proyek, alias kambing dengan spesifikasi rendah.

" TIDAK BOLEH MENYERAH BEGITU SAJA "

Betul... dari tahun ke tahun kita wajib mulai memperbaiki cara ternak dan pola pikir kita, semisal awalnya memelihara jawa randu dengan spesifikasi jelek, maka, kedepannya memelihara jawa randu dengan spesifikasi yang super. Peningkatan kualitas ternak pasti akan meningkatkan pamor peternakan anda, itu pasti, karena peternak itu butuh pamor untuk lebih dan lebih dikenal banyak peternak lain baik mereka yang senior maupun pemula.

Semisal awalnya ternak kambing PE kaligesing jenis proyekan, kedepannya harus bisa menyisipkan beberapa ekor kambing PE Kaligesing yang kelas breeding, sokur-sokur yang kelas Kontes.

Memelihara kambing domba yang ada " NILAI SENI " nya tentu saja lebih menguntungkan, contoh : domba garut kelas aduan, kambing PE Kaligesing kelas breeding dan kontes, tentu saja biayanya mahal untuk memelihara ternak dengan spesifikasi bagus, nah caranya memang harus berubah secara bertahap.

Berubah secara bertahap memang memerlukan waktu, namun secara financial tidak akan terlalu membebani keuangan para peternak. yang paling penting adalah " KEMAUAN UNTUK MAU BERUBAH ". Berani mencoba cara promosi baru baik offline maupun online, berusaha mencar teman dan komunitas peternak baru yang memang lebih profesional untuk mendapatkan ilmu daru dan pola pikir baru.

Mari... pelan-pelan menjadi peternak yang lebih profesional kawan....

BUDIDAYA KAMBING DAN DOMBA

BUDIDAYA KAMBING DAN DOMBA

panduan cara budidaya ternak kambing domba susu pedaging natural nusantara poc nasa hormonik viternaA. Pendahuluan
Pola peternakan kambing dan domba potong atau pedaging di Indonesia sebagian besar masih berskala kecil sehingga perlu diupayakan secara lebih intensif. Pertambahan penduduk yang tinggi di Indonesia ditambah dengan semakin meningkatnya daya beli masyarakat menyebabkan kebutuhan daging selama ini belim mencukupi permintaan. Produksi dalam negeri untuk daging baru mencapai ± 400.000 ton/tahun, sehingga sampai dengan saat ini masih mengandalkan impor daging.
Untuk itu LTM Saung Kebon dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) berupaya menbantu meningkatkan budidaya kambing dan domba potong dengan target sasaran tercapainya peningkatan kualitas dan kuantitas daging.
B. Penggemukan
Penggemukan kambing atau domba adalah suatu aktivitas pemeliharaan kambing atau domba dewasa yang sebelumnya dalam kondisi kurus selanjutnya ditingkatkan barat badannya melalui proses pembesaran daging dalam waktu 3-5 bulan.
C. Jenis-jenis kambing dan domba potong
a) Kambing kacang
Cirinya adalah badan kecil dan relatif pendek, telinga pendek dan tegak, jantan dan betina memiliki tanduk, leher pendek dan punggung meninggi, warna bulu bervariasi, ada yang hitam, coklat, merah atau belang hitam-putih.
b) Kambing Peranakan Etawa (PE)
Sasaran utama dari kambing PE pada dasarnya adalah penghasil susu, tetapi dapat digunakan juga sebagai penghasil daging, terutama setelah masa afkir. Ciri dari kambing ini adalah bagian hidung ke atas melengkung, panjang telinga antara 15-30 cm, menggantung ke bawah dan sedikit kaku, warna bulu bervariasi antara hitam dan coklat, memiliki bulu tebal dan agak panjang dibawah leher dan pundak (jantan), di bagian bawah ekor (betina).
c) Domba Ekor Gemuk
Memiliki ciri bentuk ekor yang panjang, tebal, besar dan semakin ke ujung makin kecil; tidak mempunyai tanduk; sebagian besar bewarna putih, tetapi ada anaknya yang bewarna hitam atau kecoklatan.

d) Domba Ekor Tipis
Memiliki ciri tubuh yang kecil, ekor relatif kecil dan tipis, bulu bewarna putih, tidak bertanduk (betina), bertanduk kecil dan melingkar (jantan).

D. Pemilihan bibit
Bibit kambing atau domba bakalan yang baik untuk pengggemukan adalah sebagai berikut :
1.      umur antara 8 bulan – 1 tahun.
2.      Ukuran badan normal, sehat, bulu bersih dan mengkilap, garis punggung dan pinggang lurus.
3.      Keempat kaki lurus, kokoh dan tumit terlihat tinggi.
4.      Tidak ada cacat pada bagian tubuhnya, tidak buta.
5.      Hidung bersih, mata tajam dan bersih serta anus  bersih.
   
E. Tata Laksana Pemeliharaan
5.1 Perkandangan
Pada umumnya tipe kandang pada ternak kambing dan domba adalah berbentuk panggung. Konstruksi kandang dibuat panggung di mana di bawah lantai kandang terdapat kolong untuk menampung kotoran. Dengan adanya kolong berfungsi untuk menghindari kebecekan dan kontak langsung dengan tanah yang bisa jadi tercemar penyakit. Lantai kandang ditinggikan antara 0,5 – 2 m. Bak pakan dapat ditempelkan pada dinding. Ketinggian bak pakan untuk kambing dan domba berbeda. Bak pakan untuk kambing dibuat agak tinggi, kira-kira sebahunya karena kebiasaan kambing memakan daun-daun perdu. 
Untuk Domba, dasar bak pakan horizontal dengan lantai kandang karena kebiasaan domba merumput. Lantai kandang dibuat dari kayu papan atau belahan bambu yang disusun dengan jarak 2-3 cm. Dengan demikian, kotoran dan air kencing mudah jatuh pada kolong, sementara tracak/kaki kambing dan domba tidak mudah terperosok dan terjepit terjepit.
Ukuran Kandang :
  • Anak : 1 X 1,2 m /2 ekor (lepas sapih),
  • Jantan dewasa : 1,2 X 1,2 m/ ekor
  • Dara/ Betina dewasa :1 X 1,2 m /ekor
  • Induk dan anak 1,5 X 1,5 m/induk + 2 anak
Dasar kolong kandang digali sedalam ±20 cm dibagian pinggirnya dan 30-50 cm pada bagian tengah serta dibuatkan saluran yang menuju bak penampung kotoran. Kotoran kemudian dapat diproses untuk menjadi pupuk kandang. Dan sudah semestinya kandang harus terjaga kebersihannya sehingga ternak kambing dan domba lebih sehat karena tidak mudah terserang penyakit.
5.2 Pakan
Pakan utama yang umum diberikan berupa hijauan segar, seperti rumput, legum(daun lamtoro dan turi, dll) atau aneka hijauan (daun singkong yang mempunyai protein cukup tinggi), daun nangka dan daun pepaya). Khusus legume dan aneka hijauan sebelum diberikan pada ternak sebaiknya dilayukan terlebih dahulu 2-3 jam dibawah terik matahari untuk menghilangkan racun yang ada dalam hijauan tersebut.
Selain pakan hijauan, dapat juga ditambah dengan pakan padat  atau konsentrat. Jenis yang dapat digunakan adalah bekatul, ampas tahu, ketela pohon (dicacah dahulu). Jenis pakan tersebut relatif murah dan mudah dibeli di mana saja. Pakan konsentrat ini akan memberikan sumbangan cukup besar untuk kebutuhan nutrisinya. Kebutuhan setiap ekor kira-kira 3 kg per hari dengan komposisi 40% berkatul 40% ampas tahu dan 20% ketela pohon.
Teknik pemberian konsentrat disarankan jangan bersamaan dengan hijauan,  karena pakan ini mempunyai daya cerna dan kandungan nutrisi yang berbeda dengan hijauan.  Jumlah pemberian konsentrat sekitar 3 kg/ekor/hari.
Contoh pola pemberian pakan pada ternak kambing
tabel pemberian pakan pada budidaya ternak kambing natural nusantara nasa
 
Catatan: Pemberian konsentrat disarankan diberikan saat kambing atau domba sudah banyak mengkonsumsi hijauan, tetapi belum terlihat kenyang.
Selain pemberian rumput dan konsentrat, masih dibutuhkan pakan pelengkap dengan kandungan gizi ternak lengkap yang belum terdapat pada hijauan maupun konsentrat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi ternak.  Sehingga target budidaya ternak yaitu pertumbuhan optimal dan sehat dapat tercapai. Sebagai pakan pelengkap maka PT. NATURAL NUSANTARA mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA.Produk ini menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh Kambing dan Domba, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.
VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :
  • Asam-asam amino esensial, yaitu Arginin, Hiistidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein tubuh, pembentuk sel dan organ tubuh.
  • Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh kambing/domba dari serangan penyakit.
  • Mineral-mineral lengkap yaitu N, P, K,  Ca, mg , Cl dan lain-lain sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim untuk memperlancar proses metabolisme  dalam tubuh.
Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran pakan konsentrat dengan dosis :
±10  cc atau 1 tutup botol VITERNA /ekor/hari. Penambahan VITERNA Plus tersebut dilakukan pada pemberian air minum atau komboran yang pertama.
5.3  Tatalaksana Reproduksi
Tata laksana reproduksi meliputi :
  • Dengan pengelolaan yang baik kambing/domba   dapat  melahirkan 7 bulan sekali.
  • Perkawinan kembali setelah melahirkan 1bulan kemudian.
  • Penyapihan anak dilaksanakan pada 3 – 4 bulan.
  • Umur dewasa kelamin 8 – 10 bulan
  • Siklus birahi 17 – 21 hari
  • Lama birahi 24 – 40 jam, bila birahi pagi maka sore atau    esok harinya harus dikawinkan
  • Masa kebuntingan : 5 bulan.
panduan cara budidaya ternak kambing domba susu pedaging natural nusantara poc nasa hormonik viterna distributor nasa
F. Pengendalian Penyakit
Tindakan pertama yang dilakukan pada usaha pemeliharaan Kado adalah melakukan pencegahan terjangkitnya penyakit pada ternak. Beberapa langkah pencegahan adalah sebagai berikut :
  • Lahan yang digunakan untuk memelihara Kado harus bebas dari penyakit menular.
  • Kandang Kado harus kuat, aman dan bebas penyakit. Apabila digunakan kandang bekas kado yang telah terserang penyakit, kandang cukup dicucihamakan dengan disinfektan, kemudian dibiarkan beberapa saat. Apabila kandang tersebut bekas kado sehat cukup dicuci dengan air biasa.
  • Kado yang baru masuk sebaiknya dimasukkan  ke kandang karantina dulu dengan perlakuan khusus. Ternak yang diduga bulunya membawa penyakit sebaiknya dimandikan dan digosok dengan larutan sabun karbol, Neguvon, Bacticol Pour, Triatex atau Granade 5% EC dengan konsentrasi 4,5 gram/3 liter air. Untuk membasmi kutu, Kado dapat juga dimandikan larutan Asuntol  berkonsentrasi 3-6 gram/3 liter air.
  • Kandang dan lingkungan tidak boleh lembap dan bebas dari genangan air. Kelembapan yang tinggi dan genangan air mengakibatkan perkembangan nyamuk atau hewan sejenis yang menggigit dan menghisap darak ternak.
  • Dilakukan vaksinasi secara teratur. Vaksinasi bertujuan untuk mencegah terjangkitnya penyakit oleh Virus.
Beberapa penyakit yang dapat menyerang Kambing dan domba adalah : 1) Penyakit parasit (kudis, kutu, cacingan); 2) Penyakit Bakterial (Antarks, Cacar mulut, Busuk Kuku); 3) Penyakit Virus (Orf); 4) Penyakit lain (Keracunan sianida, Kembung Perut, Keguguran). Hal penting dalam pengendalian penyakit adalah meningkatkan kesehatan ternak dan kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya serta monitoring/pengamatan yang kontinyu pada ternak sehingga apabila terdapat gejala penyakit, segera dapat diketahui jenis penyakit tersebut dan cara pencegahan dan pengobatannya.
Catatan : Penggunaan produk Nasa, ViternaPOC Nasa, dan Hormonik ini juga sangat bermanfaat untuk mendukung budidaya peternakan lainnya, seperti Budidaya Sapi, Budidaya Babi, Budidaya Unggas, maupun budidaya hewan hias.